The Power of Ma'had
oleh: Muhlisa Amalia Ilyas - PR IPM Ponpes Ummul Mukminin


Muhlisa Amalia Ilyas atau akrab disapa Lisa, itulah namaku. Seorang santriwati dari Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin, Aisyiah Wilayah Sulawesi Selatan di Makassar. Yang sekarang ini duduk di kelas XII IPA ALIYAH.
Ma'had adalah bahasa arab, yang berarti Pesantren. Kami juga biasa menyebutnya Penjara Suci atau Holy Jail. Di Ma'had sangat menjunjung tinggi rasa solidaritas di tiap angkatan. Ma'had, disinilah tempat kami menuntut ilmu selama enam tahun. Baik ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan umum. Dan mengetahui arti hidup yang sebenarnya. Di Ma'had aku diajari tata krama yang baik. Mengenal arti persahabatan dan juga kesabaran menghadapi hidup sendiri tanpa orangtua. Sehingga membuat kami lebih dewasa dan mandiri.
Hari demi hari kami lalui bersama. Senang, tawa suka duka pun kami rasakan bersama. Belajar di Ma'had adalah hal yang sangat menyenangkan, dan hal inilah yang terkesan dalam diri kami masing-masing, para santiwati PPUM. Bisa belajar bersama, sharing dan saling tukar pikiran dengan yang lainnya. Entah itu di kelas ataupun diasrama. Tanpa harus memikirkan waktu, dan pulang kerumah seperti sekolah luar. Aku beruntung karena bisa merasakan hidup di Pesantren selama enam tahun, dengan segala kesederhanaan bahkan tanpa barang elektronik seperti handphone sekalipun.
Rutinitas kami adalah belajar juga berorganisasi. Pagi sampai sore kami bersekolah. Pulang sekolah bimbingan belajar setelah itu mengikuti ekskul. Malam Mufradat ( Pengajaran Vocabulary ) dan dilanjutkan dengan belajar malam mandiri di kelas masing-masing. Setelah semua kegiatan selesai, kami beristirahat lalu tidur. Dan di sepertiga malam kamipun dituntun untuk bangun sholat lail, tahajjud dan sholat sunnah lainnya. Yah, begitulah keseharian kami, Mondok di Ma'had. Ngerumpi di waktu luang, mengaji, sholat, belajar, makan, tidur kami lakukan bersama. Dan tak luput dari antri sana sini, yang populer dengan kata Ba'dakum ( setelah anda ) kata yang diucapkan pada saat kami ingin mengambil antrian. Berdiri di belakang teman yang lebih dahulu mengantri.
Jika tiba waktu libur yang hanya ada sebulan sekali, itupun hanya sehari yaitu hari jum'at. Kami pulang kerumah hari kamis siang sepulang sekolah. Dan kembali ke Ma'had hari jum'at atau sabtu pagi sebelum bel berbunyi.
Pada bulan Ramadhan ( bulan puasa ) Ma'had diliburkan selama sebulan full dan juga hari-hari islam lainnya. Ma'had ku ini, punya peraturan yang jika tambah libur akan dikenakan sanksi berupa denda dan membersihkan. Sobat, tahukah kalian? Kehidupan di Ma'had itu tidaklah mudah. 
Hanya orang-orang hebatlah yang bisa bertahan seperti mereka yang saat ini masih berada disana. Butuh kesabaran, kekuatan mental dan fisik. Segala ujian hidup, cobaan dihadapi dengan sebuah proses bahkan berurai air mata. Walaupun demikian ketahuilah, semua itu bisa kami lalui bersama. Saling merangkul, menguatkan dan memberi saran satu sama lain.
Mungkin awal kita menginjakkan kaki di Ma'had ini, rasanya sangat tidak enak. Berpisah dengan orangtua, teman, sahabat, bahkan meninggalkan segala kemewahan dan fasilitas yang berada di rumah. Demi sebuah keinginan yaitu menuntut ilmu di Ma'had. Apalagi harus berbaur dan beradaptasi dengan berbagai macam karakter yang berada disana.
Tapi seiring dengan berjalannya waktu, semua itu lenyap dan berganti dengan menjalin sebuah persahabatan
yang kokoh serta persaudaraan yang indah. Hingga pada akhirnya, kami takut jika suatu saat nanti waktu akan memisahkan kami. Walaupun demikian, kami yakin bahwa perpisahan bukanlah akhir dari sebuah pertemuan indah. Melainkan perpisahan adalah sebuah awal untuk bertemu kembali dan memulai kisah berikutnya.
Komentar
0 Komentar

0 komentar:

Posting Komentar

 
PW IPM SULSEL © 2014. All Rights Reserved.
Top