Saparuddin Sanusi, Ketua Umum Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sulawesi Selatan
Jika
kita mengenal ungkapan umum bahwasanya pelajar adalah tiang negara (baik
pelajarnya, baik pula negaranya), maka potensi pelajar sangat didambakan oleh
suatu negara. Tinggal potensi pelajar hari ini akan membanggakan bangsa dan
negara, atau justru sebaliknya. Jumlah pelajar Indonesia yang lebih dari 58
juta itulah potensi harapan Indonesia.
Melihat
kondisi pelajar yang beraneka ragam
dengan berbagai macam karakter, harusnya menjadi catatan tersendiri. Dari
pelajar yang berpsas hingga pelajar yang belum memiliki arah hidup pada dasarnya mereka berusia remaja.
Artinya potensi pelajar dalam menemukan hidupnya berada dalam masa transisi
yang tidak luput dari kerentanan.
Di
mana pelajar itu tinggal, dengan siapa, bergaul dengan siapa, bagaimana kondisi
lingkungannya, serta bagaiaman kondisi pendidikan hingga ekonominya sangat
berpengaruh pada karakter yang dibentuk dalam diri pelajar itu sendiri. Memang
banyak pelajar yang memiliki segudang prestasi, tapi tidak sedikit pula yang terjerumus
dalam lembah yang lain. Kenakalan pelajar misalnya, dapat berdampak buruk dalam
kehidupan pelajar tersebut.
Kehidupan
para pelajar dimulai dari mengenal dunia baru di luar lingkungan keluarga yaitu
sekolah. Sekolah itulah yang menjadikan seorang anak – anak atau remaja
memiliki gear pelajar, dalam arti yang sederhana pelajar berarti orang yang
belajar.
Bagaiamana
seorang pelajar itu belajar, menjadi titik awal gerbang pengetahuan maupun
pemikiran yang suka dalam wahana pembelajaran pelajar itu. Guru, teman - teman, buku
– buku yang dibaca, maupun lingkungan sangat erat dalam membentuk karakter pelajar.
Pelajar yang memiliki tekad kuat belajar serta memiliki cita – cita dan
berkomitmen menggapai cita – cita tersebut, merupakan harapan dari orang tua
agar berproses menuju prestasi.
Dari
permasalahan pelajar yang ada di tanah air ini, seperti; tawuran, geng motor,
seks bebas, narkoba, kekerasan dan lain – lain sebagainya merupakan salah satu
wujud dari aktualisasi dalam pencarian jati dirinya dalam fase usia remaja.
Inilah yang perlu diadvokasi atau didampingi agar dalam fase remaja ini, para
pelajar dapat sadar, kritis, dan erbuka akan peran penting yang sedang mereka
jalani.
Wujud
penanaman nilai maupun norma bukanlah tanggung jawab guru di sekolah saja.
Orang tua, lingkungan, maupun aktivis pelajar juga memiliki peran yang sama
dalam membentuk karakter pelajar di seluruh Indonesia.
Maka
dari itu, waktu luang pelajar di sela-sela jam sekolah maupun dilaur sekolah
mesti terisi dengan kegiatan – kegiatan yang positif. Sehingga tidak ada
pelajar yang gemar dengan jam kosong, membolos, atau melakukan tindakan –
tindaka negative yang mengarah pada kenakalan pelajar.
Memaksimalkan Potensi Pelajar
Kaum pelajar sampai saat ini
sebagian besar masih termarginalkan. Belum ada kepercayaan
penuh bagi pelajar itu sendiri dalam mengambil langah – lanh ang akan mereka
jalani. Rang tua, guru maupun elemen masyarakat beranggapan bahwa kaum plajar
tidak memilikieran yang bearti selain mesti belajar, menimba ilmu, serta
melakukan aktivitas – aktivitas dalam hal kegiatan pelajar.
Komunitas
pelajar yang mash ada dsekitar kta seperi komnitas menulis, olah raga, sains,
fografi, komunitas berbaishobi, bahkan komunitas di dunia maya, serta komuitas
– komunitas yang lain adalah wujud dari eksistensi pelajar itu sendiri agar
mereka merasa “dianggap” ada didunia ini, minimal dalam komunitasnya. Potensi
Pelajar yang demikianlah yang patut mendapat pengakuan dan penghargaan. Dan
pemerintah idealnya wajib memfasilitasi keberadaan mereka dalam komunitas –
komunitas tersebut.
Dilain
sisi, pelajar juga dituntut sadar akan perannya di saat masa – masa mereka
menyandang gelar pelajar. orieintasi yang utama bagi pelajar, mereka mesti
peka, kritis dan kreatif dengan kondisi
dan peran mereka sehingga tidak disorientasi akan perannya yang lebih
besar dimasa yang akan datang.
Potensi
yang ada dalam pelajar – pelajar itubaikna tidak hanya dimaksimalkan oleh kaum
pelajar saja, tetapi semua pihak bertanggungjawab untuk tutr ambi bagian
mendampingi segala potensi yang ada dalam pelajar, karena pelajar adalah asset
sumber daya manusia ang jauh lebih besar potensinya bagi bangsa ke depan.
Reorioentasi Gerakan Pelajar
Dunia hari
ini tentu jauh berbeda dengan dunia di masa lalu. Begitupun dunia pelajar.
Teknologi canggih, informasu yang cepat, serta pergaulan global menjadikan
konteks keduniaan yang baru berada di tengah – tengah kita. Dunia tersebut yang
juga dihadapi kaum pelajar hari ini.
Meluruskan
arah kiblat dunia pelajar, tidak akan mudah dan berhasil tanbpa dimulai dari
langkah – langkah startegis menuju gerakan pelajar yang bermarabat dan
berkarakter. Nilai yang dijunjung oleh bangsa kita, ialnya tertanam jauh
disanubari seiap jiwa pelajar; sifa jujur, nasionalisme, patriotism, berakhlak
mulia, dan berbagia nla yang ada d bangsa kta. Nilai – nila nlah yang menjadi
oensi awal ang hars ka miliki setiap pelajar dalam menjalanakan segala
aktivitasnya. Dengan demikian, apapun gerakan pelajar yang diusung akan tetap
memegang teguh nilai dan norma yang ada.
Selain
itu, pelajar sebagai basis kaum berilmu harusnya memiliki gagasan, karya, serta
aktualisasi keilmuan. Budaya membaca, menulis, penelitian, survey, maupun
budaya keintelektualan yang lain benar – benar disung dan dibudayakan. Harapan
nesar bangsa ini dari pelajar Indonesia adalah bisa menawarkan gagasan,
mengeluarkan keterpurukan bangsa dan menempatkan bangsa ini setara dengan
bangsa – bangsa yang memiliki peradaban tinggi.
Melihat
keterpurukan bangsa kita, peran pelajar sangat dieluh-elukan. Munculnya kaum terpelajar
baru untuk menawarkan solusi dan mengangkat bangsa ini dari sakit yang sedang
dilanda menjadi harapan baru. Sudah saatnya arah berpikir kaum pelajar lurus
kedepan dan tidak hanya sekedar menatap kondisi bangsa di hari esok. Akan
tetapi, jauh dari itu memberikan baktinya untuk negeri ini dengan kegiatan –
kegiatan nayata sesuai levelnyalah yang segera diagendakan oleh pelajar –
pelajar. Ayo Bangkit terus Pelajar, dan persiapkan diri setiap pelajar menjadi
pemimpin amanah bagi bangsa.