Tahukah Kamu? Belajar Bahasa Memberi Manfaat Kesehatan

<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;"> Menguasai bahasa selain bahasa ibu bukan saja membantu dalam pergaulan sosial, ternyata ada manfaat sehatnya. Menurut studi yang diterbitkan dalam  jurnal Neurology, orang yang menguasai dua bahasa atau berbagai macam bahasa (polyglot) terkena demensia 4,5 tahun lebih lambat ketimbang mereka yang hanya bisa bicara satu bahasa.<br /> <br /> Demensia (bahasa Inggris: dementia, senility) merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak. Misalnya pikun  merupakan gejala umum demensia, walaupun pikun itu sendiri belum berarti indikasi terjadinya demensia. </div> <div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;"> <br /></div> <div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;"> <br /></div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 0.5em; margin-left: auto; margin-right: auto; orphans: auto; padding: 4px; text-align: center; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdkLuSNr9jMD5_oMnBOpBHNRFf0MdmM1wavPWj17E-ZN4NS3aFELYjyZ7gTmbirO3xs9bPj9A6zvKLvFG6tLdTxjLTIS594-CTYSeuzj4DORB8hlMR89CuJBwLl7UcoarLdI6KnWC63as/s1600/Polyglot.jpg" style="color: #044e8e; font-family: 'Open Sans'; font-size: 13px; margin-left: auto; margin-right: auto; text-decoration: none;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdkLuSNr9jMD5_oMnBOpBHNRFf0MdmM1wavPWj17E-ZN4NS3aFELYjyZ7gTmbirO3xs9bPj9A6zvKLvFG6tLdTxjLTIS594-CTYSeuzj4DORB8hlMR89CuJBwLl7UcoarLdI6KnWC63as/s400/Polyglot.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="font-size: 11px; text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><i>Foto:speakingadventure.com</i></span></td></tr> </tbody></table> <div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;"> Orang-orang yang menderita demensia sering tidak dapat berpikir dengan baik dan berakibat tidak dapat beraktivitas dengan baik. Oleh sebab itu mereka lambat laun kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan dan perlahan menjadi emosional.<br /> <br /> Demensia mengacu pada beberapa gejala seperti hilangnya memori dan perhatian, kesulitan komunikasi, dan penurunan persepsi visual yang dihasilkan oleh kerusakan sel-sel otak. Alzheimer senagai jenis yang paling umum dari demensia merupakan penyebab utama kematian kelima orang Amerika yang berusia lebih dari 65 tahun. Penyakit ini juga diperkirakan mempengaruhi 5,2 juta orang.<br /> <br /> Nah, menurut Dr Thomas Bak dari Scotland's University of Edinburgh yang mengadakan penelitian ini, orang  yang memiliki kemampuan bahasa lebih dari satu, selalu berlatih semacam senam otak untuk menggunakan kata yang benar saat menggunakan suatu bahasa dan 'menekan' bahasa lainnya. Hal ini merangsang berbagai bagian otak untuk aktif sepanjang hidupnya.<br /> <br /> Penelitian yang dipimpin Dr Thomas Bak melibatkan 648 pasien demensia di Hyderabad, India, di mana tempat tersebut menjadi titik percampuran budaya sehingga membuat warganya berbicara dua atau lebih bahasa, terlepas dari tingkat pendidikannya.<span class="Apple-converted-space"> </span></div> <div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;"> <br /></div> <table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; margin-bottom: 0.5em; margin-left: auto; margin-right: auto; orphans: auto; padding: 4px; text-align: center; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;"><tbody> <tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFWOhfa7PgLmgkocVLDmbAPUbyIn2jdF3atA5TjnolYHXEOZuksseEyAr3MPu6ti0m6-FVkpoKOdAgGGuWYrpDns2ZJCwsuX45XavAobDTp2Prpk9s4FmR38ly7pE9R9KJJVT43kkK13E/s1600/benny-the-irish-polyglot.jpg" style="color: #044e8e; font-family: 'Open Sans'; font-size: 13px; margin-left: auto; margin-right: auto; text-decoration: none;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFWOhfa7PgLmgkocVLDmbAPUbyIn2jdF3atA5TjnolYHXEOZuksseEyAr3MPu6ti0m6-FVkpoKOdAgGGuWYrpDns2ZJCwsuX45XavAobDTp2Prpk9s4FmR38ly7pE9R9KJJVT43kkK13E/s400/benny-the-irish-polyglot.jpg" width="400" /></a></td></tr> <tr><td class="tr-caption" style="font-size: 11px; text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;"><i>Foto: iwasanexpatwife.files.</i></span></td></tr> </tbody></table> <div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;"> Mereka yang terlibat dalam studi adalah yang sudah lama tinggal di Hyderabad dan telah terpapar bahasa lokal seperti Hindi, Telugu dan Dakkhini. Rata-rata usia peserta penelitian adalah 62,2 tahun. Lebih dari setengah peserta studi adalah orang-orang yang berbicara dua atau lebih bahasa.<br /> <br /> Peneliti juga mewawancarai anggota keluarga dan pengasuh untuk menentukan kapan gejala pertama demensia mulai muncul. Untuk penutur bilingual, rata-rata mereka terkena demensia di usia 65,6 tahun. Sementara itu orang yang hanya menguasai satu bahasa terkena demensia di usia 61,1 tahun.<br /> <br /> Menurutnya, orang yang bisa bicara lebih dari dua bahasa tidak lantas lebih terlindungi dari demensia. Untuk mendapat manfaat sehat dari kemampuan bilingual juga tidak perlu bicara bahasa kedua secara fasih. Bisa mengekspresikan diri melalui bahasa yang dikuasainya saja sudah cukup.<br /> <br /> Bak menyebut kemampuan berbahasa tidak harus selalu didapat dari sekolah, sebab di India, seseorang bisa belajar bahasa lain di jalanan. Karena itu, tidak benar jika manfaat sehat kemampuan berbicara dua bahasa hanya bisa didapat oleh mereka yang memiliki pendidikan tinggi. Orang-orang yang mempelajari bahasa kedua saat dewasa juga diyakini masih bisa mendapat manfaat sehat bagi otaknya.<br /> <br /> Jadi tak ada kata terlambat belajar bahasa baru, ya.</div> <div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;"> <br /></div> <div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;"> Sumber:<br /> <a href="http://health.detik.com/read/2013/11/07/140145/2406309/763/ini-dia-manfaat-sehat-bisa-bicara-lebih-dari-1-bahasa" style="color: #044e8e; font-family: 'Open Sans'; font-size: 13px; text-decoration: none;">detik.</a><br /> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Demensia" style="color: #044e8e; font-family: 'Open Sans'; font-size: 13px; text-decoration: none;">wikipedia</a></div>

Tahukah Kamu? Belajar Bahasa Memberi Manfaat Kesehatan

Menguasai bahasa selain bahasa ibu bukan saja membantu dalam pergaulan sosial, ternyata ada manfaat sehatnya. Menurut studi yang diterbitkan dalam  jurnal Neurology, orang yang menguasai dua bahasa atau berbagai macam bahasa (polyglot) terkena demensia 4,5 tahun lebih lambat ketimbang mereka yang h…

Baca selengkapnya »

Peta Emosi: Bagaimana Cinta Menghangatkan Kita?

<span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Sering terdengar, orang sedih merasa seluruh tubuhnya lemah dan orang yang depresi merasakan dada sesak. Bagaimana menguraikannya secara ilmiah?</span><br /> <br style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;" /> <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Lauri Nummenmaa, psikolog dari Aalto University dari Finladia, melakukan sebuah survei pada 700 orang dari Findalia, Swedia, dan Taiwan.</span><br /> <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="http://img.scoop.it/gJaY9LrOHkjEy3tm2pi4pTl72eJkfbmt4t8yenImKBXEejxNn4ZJNZ2ss5Ku7Cxt" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://img.scoop.it/gJaY9LrOHkjEy3tm2pi4pTl72eJkfbmt4t8yenImKBXEejxNn4ZJNZ2ss5Ku7Cxt" width="400" /></a></div> <br /> <br style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;" /> <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Survei yang dilakukannya terbilang menarik karena melibatkan populasi responden yang besar dan dari berbagai latar belakang.</span><br /> <br style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;" /> <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Peneliti menyuguhkan serangkaian kata-kata, cerita, video, dan gambar yang bisa memicu beragam perasaan, mulai sedih, depresi, gembira, hingga cinta.</span><br /> <br style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;" /> <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Responden juga dihadapkan pada dua gambar tubuh di layar komputer. Gambar tubuh itu kemudian digunakan untuk mengilustrasikan efek fisiologis dari emosi responden.</span><br /> <br style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;" /> <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Setelah melihat dan membaca cerita dan gambar, responden diminta mendeskripsikan bagian tubuh yang mengalami peningkatan dan penurunan aktivitas di tiap-tiap gambar.</span><br /> <br style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;" /> <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika responden merasakan cinta, mereka merasa seluruh tubuhnya lebih aktif, lebih hangat.<span class="Apple-converted-space"> </span></span><br /> <br style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;" /> <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Sementara itu, dalam riset yang dipublikasikan di jurnal<span class="Apple-converted-space"> </span></span><i style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Proceedings of the National Academy of Science</i><span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-converted-space"> </span>ini, ketika merasa marah, responden merasakan peningkatan aktivitas di kepala dan dada.</span><br /> <br style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;" /> <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Bertolak belakang dengan cinta, depresi mengurangi aktivitas di seluruh bagian tubuh. Kesedihan meningkatkan aktivitas bagian dada.</span><br /> <br style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;" /> <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Walau terdengar tak ilmiah, karena hanya melihat tanggapan subyektif responden dan tak ada pengukuran secara biologis peningkatan aktivitas tubuh, studi ini dianggap cukup ilmiah.<span class="Apple-converted-space"> </span></span><br /> <br style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;" /> <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Dengan jumlah responden yang besar, seperti diberitakan<span class="Apple-converted-space"> </span></span><i style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Extreme Tech</i><span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">, riset ini menyuguhkan hasil penelitian kuantitatif yang valid.</span><br /> <br style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;" /> <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">Peneliti berharap, di kemudian hari, hasil penelitiannya bisa dimanfaatkan untuk membantu terapi orang yang mengalami depresi atau masalah tertentu.</span><br /> <br /> <span style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: #333333; display: inline !important; float: none; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 21px; orphans: auto; text-align: left; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;"><span class="Apple-converted-space">Sumber: apakabardunia.com </span></span>

Peta Emosi: Bagaimana Cinta Menghangatkan Kita?

Sering terdengar, orang sedih merasa seluruh tubuhnya lemah dan orang yang depresi merasakan dada sesak. Bagaimana menguraikannya secara ilmiah? Lauri Nummenmaa, psikolog dari Aalto University dari Finladia, melakukan sebuah survei pada 700 orang dari Findalia, Swedia, dan Taiwan. Survei yang dilaku…

Baca selengkapnya »